Perbanyak Atraksi Wisata di Desa Adat Danau Toba

Perbanyak Atraksi Wisata di Desa Adat Danau Toba
Ratusan penari membentangkan kain Ulos Sadum sepanjang 426 meter pada pembukaan Festival Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (17/9). Foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos/JPNN.com Ilustrasi by: Aminoer Rasyid/Sumut Pos

Sementara itu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, untuk memudahkan akses menuju kegiatan-kegiatan itu, pihaknya akan menyediakan tambahan armada bus konektivitas ke Bandara Silangit dari Pangururan.

Ada juga armada transpor dari Pelabuhan Feri Sipinggan-Muara, Onan Runggu-Balige, Simanindo-Tiga Ras, Tomok-Ajibata.

Rencana pemerintah menetapkan Bandara Silangit di Siborong-borong sebagai international airport juga membuat Rapidin semakin optimistis.

"Semakin banyak wisman yang bisa direct ke Danau Toba. Kami optimistis satu juta pengunjung kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara, pada 2019 mendatang bisa terwujud,” tuturnya.

Sebelumnya, untuk mendukung pengembangan pariwisata di Danau Toba, pemerintah juga telah merevitalisasi tiga desa adat.

Yakni Desa Adat Ragi Hotang di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa, Desa Adat Hutagaol Sihujur di Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa, serta Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Kabupaten Simalungun.

"Saat ini ada 4000-an rumah adat di seluruh Tobasa yang memiliki desain arsitektur unik. Rumah berbentuk panggung dengan tiang pancang yang kokoh selama ini menjadi salah satu lokasi yang sering dikunjungi wisatawan," tutur Kepala Badan Pelaksana Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BODT) Arie Prasetyo.

Dia menambahkan, desain ukiran dan ornamen khas warna merah, hitam, dan putih yang menampilkan pandangan kosmologis dan filosofis budaya Batak juga banyak dikagumi wisatawan.

Desa Adat di Meat, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara sudah direvitalisasi sejak 11 Februari lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News