Peringati HUT ke-8, Pupuk Indonesia Optimistis Hadapi Tantangan Bisnis

Peringati HUT ke-8, Pupuk Indonesia Optimistis Hadapi Tantangan Bisnis
Pabrik Pupuk Indonesia. Foto dok Pupuk Indonesia

Sepanjang 2019, Pupuk Indonesia Grup berhasil memproduksi produk pupuk sebesar 11.838.451 ton, setara 101,84% dari rencana sebesar 11.625.000 ton. Hal itu disebabkan pabrik dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi.

Perusahaan juga berhasil memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton yang mencapai 101,29% dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, serta asam sulfat dan asam fosfat masing-masing sebesar 849.510 ton dan 270.333 ton atau 99,94% dan 108,13% dari rencana.

“Kinerja produksi pada 2019 relatif lebih baik dari 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 446.329 ton atau 2,42% dari tahun 2018. Peningkatan volume produksi salah satunya disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II yang mulai komersil sejak Agustus 2018,” terangnya.

Dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, perseroan mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 mmbtu/ton lebih efisien dari rencana 28,28 mmbtu/ton.

Dalam hal penjualan, perseroan berhasil menjual produk pupuk dengan total capaian sebesar 12.604.778 ton atau 96,65% dari rencana.

Penurunan penjualan ini lebih dikarenakan penyesuaian alokasi Permentan yang menjadi 8,8 juta ton dari rencana semula 9,5 juta ton. 

“Sepanjang 2019 kami berupaya maksimal menjaga ketersediaan stok pupuk di seluruh daerah guna menghindari terjadinya kekurangan pupuk bersubsidi,” tegas Aas.

Pupuk Indonesia selalu memprioritaskan pasokan pupuk untuk dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan. 

Pupuk Indonesia selalu memprioritaskan pasokan pupuk untuk dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News