Pilkada Satu Putaran Sulit Dilakukan
Sabtu, 06 Oktober 2012 – 07:36 WIB
JAKARTA-Pilkada serentak satu putaran sulit untuk dilakukan. Baik setingkat provinsi, apalagi secara nasional. Hal ini disebabkan tidak saja karena belum adanya pembatasan jumlah calon yang akan maju. Namun besaran raihan suara yang diperoleh calon nantinya, juga menjadi pertimbangan yang paling mendasar. Oleh sebab itu terkait besaran suara yang diperoleh ini menurut Gamawan, juga perlu menjadi perhatian utama. “Nantinya kan dia repot, cuma 10 persen yang mendukung bisa menjadi kepala daerah," ujarnya.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi di Jakarta, Jumat (5/10). “Jadi tidak bisa satu putaran. Karena perlu juga dilihat dukungan suara pemilih dan berapa calon kepala daerah yang mengikuti pilkada nantinya,” kata Gamawan.
Baca Juga:
Gamawan memberi contoh dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara nantinya terdapat sepuluh calon yang maju dalam pemilihan. “Kalau kita misalkan perolehan suara cukup berimbang dan pemenang hanya memperoleh 10 persen suara, apa jumlah itu cukup mewakili untuk menjadi seorang kepala daerah?,” katanya.
Baca Juga:
JAKARTA-Pilkada serentak satu putaran sulit untuk dilakukan. Baik setingkat provinsi, apalagi secara nasional. Hal ini disebabkan tidak saja karena
BERITA TERKAIT
- Sudaryono Kandidat Terkuat Pilgub Jateng, Pakar: Dia Paling Siap
- Terima Putusan MK, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran
- Dambakan Keselarasan dengan Pusat, Petani Jateng Dukung Sudaryono Jadi Gubernur
- Bey Machmudin tidak Akan Maju jadi Cagub Jabar 2024
- Tokoh Sumbar & Bundo Kanduang Minta MK Putuskan Pemilu Ulang DPD RI
- Permohonan Tim Hukum PDIP ke PTUN: Apa Betul Ada Pelanggaran Hukum oleh KPU?