PKL Enggan Direlokasi, Omzet Tembus Rp 30 Juta

PKL Enggan Direlokasi, Omzet Tembus Rp 30 Juta
PKL Enggan Direlokasi, Omzet Tembus Rp 30 Juta

jpnn.com - SURABAYA boleh berbangga dengan banyaknya taman dan bersihnya lingkungan. Namun, Kota Pahlawan belum lepas dari persoalan pedagang kaki lima (PKL) yang meluber ke jalan. Yaitu, PKL di Pasar Gembong, Pasar Burung, Jongkok Wonokromo, dan PKL Tugu Pahlawan. Mereka enggan direlokasi karena omzet yang diperoleh tinggi.

*****

Usai libur lebaran jalanan Surabaya masih sepi. Situasi lalu lintas tampak lengang. Pengguna jalan pun tidak perlu berdesakan lantaran jumlah kendaraan hanya sedikit. Banyak warga Surabaya yang mudik dan berlebaran ke kampung halaman dan belum balik ke Kota Pahlawan.

Masa libur memang belum usai. Perkantoran tengah tutup. Para pegawai masih menikmati masa liburan. Namun, tidak demikian halnya bagi pedagang kaki lima (PKL). Meski kondisi kota masih sepi, mereka mulai berjualan. Salah satunya, PKL di Jalan Wonokromo. Tepatnya di sisi selatan Stasiun Wonokromo.

Lokasi yang dikenal Pasar Jongkok Wonokromo tersebut mulai ramai dengan pedagang. Setelah magrib, para pedagang membuka lapak jualan. Ada yang menggelar terpal, lantas menata barang dagangan. Selain itu, ada yang memakai papan untuk berjualan.

Berbagai macam barang dagangan mereka jual. Mulai pakaian seperti kaus oblong, baju, dan kemeja, hingga celana. Mereka juga menjual sandal, ikat pinggang, dompet, dan tas. Banyak pedagang yang berjualan handphonebekas. ’’Mau jual HP? Jual HP di sini, Mas,’’ ujar salah seorang pedagang kepada pengunjung yang melintas di depan stan mereka.

Pedagang HP second itu berbagi tugas. Ada yang duduk menunggu di stan, namun ada juga yang berdiri menjadi pembeli atau penjual. Tidak hanya jual-beli HP, mereka pun melayani jasa pengisian lagu. Laptop berisikan berbagai macam lagu disiapkan di atas meja kecil untuk mengirim lagu ke HP pembeli. Sebanyak 100 lagu dibanderol dengan harga Rp 10 ribu.

Meski masa liburan belum selesai, cukup banyak pedagang yang datang. Beberapa stan dikerumuni pengunjung. Misalnya, di stan pedagang sandal, banyak pengunjung yang datang melihat-lihat. Beberapa pengunjung langsung membeli sandal yang cocok di hati.

SURABAYA boleh berbangga dengan banyaknya taman dan bersihnya lingkungan. Namun, Kota Pahlawan belum lepas dari persoalan pedagang kaki lima

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News