Plok Plok Plok di Istana Jogja

Plok Plok Plok di Istana Jogja
Plok Plok Plok di Istana Jogja
Presiden SBY kelihatan amat puas mendengarkan presentasi Mendikbud dan rektor UGM yang mewakili para rektor semua. Presiden juga memberikan komitmen yang kuat untuk kelanjutan proyek ini. Para rektor bertepuk tangan berkali-kali.

  

Kesimpulan paparan akademik para rektor tersebut adalah: kelahiran mobil lisrik adalah suatu keharusan. Kata "keharusan" itu ditulis dengan huruf besar semua. Itu menandakan keniscayaannya. Sedangkan saat yang tepat untuk melahirkannya, kata kesimpulan itu: sekarang juga. Kata "sekarang" itu juga ditulis dengan huruf besar menandakan jangan sampai kita mengabaikan momentum.

  

Terlambat merealisasikannya, kata para rektor, hanya akan membuat Indonesia mengulangi sejarah buruk kita di masa lalu: jadi pasar empuk semata. Kita akan gigit jari untuk kesekian kalinya. "Secara teknologi, SDM, pasar, dan industrial kita mampu melakukannya,"  ujar Prof Dr Agus Darmadi, guru besar elektro UGM yang mewakili para rektor menyampaikan presentasi.

  

Paparan para rektor itu tecermin juga dalam paparan tim Pendawa Putra Petir yang dihadirkan setelah itu. Yakni lima putra bangsa yang siap merealisasikannya. Lima orang ini merupakan hasil seleksi dari lebih dari seribu orang yang mendukung lahirnya mobil listrik nasional. Lima orang inilah yang memenuhi tiga syarat utama sekaligus: kemampuan akademik, pengalaman industri, dan passion untuk mewujudkannya.

  

BELUM pernah soal mobil listrik dibahas seserius ini. Serius pembahasannya, tinggi level yang membahasnya, dan Presiden SBY sendiri inisiatornya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News