Politisi, Motor Utama Korupsi di Indonesia

Angkanya Naik Tiap Jelang Pemilu

Politisi, Motor Utama Korupsi di Indonesia
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, saat dibawa penyidik KPK. LHI menjadi tersangka dugaan kasus suap daging impor. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN
Ia mengakui, sejak awal tahun pihaknya telah memberikan warning kepada parpol agar lebih membentuk citra baik kepada masyarakat menjelang pesta demokrasi nasional lima tahunan tersebut. "Bukan sebaliknya, malah menunjukkan tindakan menyimpang yang semakin masif, ini justru membuat masyarakat apatis kepada parpol," sesalnya.

Padahal, lanjut Abdullah, bagaimanapun parpol nerupakan komponen penting dalam penyelenggaraan sebuah negara, dalam konteks negara Indonesia ini. "Saya pikir parpol harus bersikap tegas menyikapi kadernya yang tersangkut kasus korupsi, jangan sampai melindunginya tapi harus mendorong penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus setiap kadernya yang didugat terlibat hukum," tandasnya.

Senada, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, A Bakir ihsan menegaskan, banyaknya politisi yang terseret kasus korupsi menjadi pukulan dalam pola kaderisasi partai sekaligus memperburuk proses demokrasi. "Partai politik sebagai bagian intrumen demokrasi masih sangat lemah dalam kontrolnya," ujar A Bakir Ihsan saat dihubungi di Jakarta, Rabu (30/1).

Partai politik seharusnya, kata dia, menjadi sarana yang dapat mengikat kuat kadernya dari peluang tindak pelanggaran hukum. Karena parpol memiliki mekanisme organisasi yang mapan. Artinya, lanjut dia fungsi kepartaian sepantasnya mampu melihat berbagai gejalan yang mungkin menyimpang dari kadernya. Agar tidak terjerumus lebih jauh pada pelanggaran lainnya.

PENETAPAN Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, sebagai tersangka suap daging sapi impor oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News