Ponpes Kaltim Tampung Anak-Anak TKI di Tawau

Beri Pendidikan hingga Ijazah Sekolah

Ponpes Kaltim Tampung Anak-Anak TKI di Tawau
BARU: Bangunan Pondok Pesantren Mutiara Bangsa yang mampu menampung 120 santri, baru diisi 70 santri. Foto: Thomas Kukuh/KaltimPos Group/JPNN.

Pemerintah langsung merespons kesanggupan YIIPS. Hanya dalam hitungan bulan Kementerian Agama langsung mendirikan pondok pesantren yang pengelolaannya diserahkan ke YIIPS. ”Dulu namanya Pesantren Darul Fikri YIIPS. Tapi karena ada kebijakan dari pemerintah namannya diganti,” terangnya. ”Diganti jadi Pesantren Mutiara Bangsa (PMB),” imbuhnya.

Menurut Suniman nama Mutiara Bangsa sangat cocok diberikan untuk pesantren yang dipimpinnya. Sebab, tujuan dari pesantren tersebut adalah untuk mencari dan membimbing anak-anak TKI yang diibaratkan sebagai mutiara bangsa Indoensia.

Muhammad Zainal Abidin, salah seorang santri PMB mengaku sangat senang bisa menempuh pendidikan di Sebatik. Dia menceritakan, sebelumnya menempuh pendidikan setingkat SD di Tawau. Di negeri Jiran itu Abidin hidup bersama orangtuanya yang bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit. Tapi meski sudah menyelesaikan pendidikan dasar, Abidin tidak mendapatkan ijazah dari pemerintah Malaysia.

”Saya diajak saudara (kerabat) sekolah di Sebatik,” ucap santri yang kini kelas 2 SMP itu. Akhirnya laki-laki 15 tahun ini dipertemukan dengan Suniman dan dia pun berhak mendapatkan pendidikan di Pesantren Mutiara Bangsa. Dia menceritakan, setiap mendapat libur, dia selalu menyeberang ke Tawau untuk berkunjung ke orang tuanya. Saat media ini berkunjung, hampir semua santri meninggalkan pesantrennya untuk mudik ke Malaysia.

SEBATIK - Pendidikan menjadi salah satu perhatian penting bagi masyarakat Pulau Sebatik, Kaltim. Bahkan beberapa tokoh yang tinggal di pulau perbatasan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News