Pool-test Hafidz

Oleh Dahlan Iskan

Pool-test Hafidz
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mukus dari satu orang itu, dimasukkan VTM yang khusus disediakan untuk satu orang itu, dimasukkan lagi ke reagen yang juga khusus untuk satu orang itu. Maka mahal-mahal-mahal.

Ide Hafidz adalah --maafkan saya perlu narik nafas panjang dulu: tes itu jangan dilakukan orang per orang!

Lakukanlah tes itu per lokasi besar. Misalnya Pulau Bali. Pulau wisata penting ini bisa jadi satu lokasi terpisah. Atau Pulau Lombok. Atau mana pun. Kalau untuk Jawa kelihatannya harus se-Jawa sekaligus.

Atau bisa saja ada bupati yang siap menjalankannya untuk satu kabupatennya. Dengan konsekuensi kabupaten itu diisolasi dulu. Paling hanya satu minggu. Penduduk tetap bebas beraktivitas apa pun. Asal di dalam kabupaten itu.

Biayanya tidak semahal tes swab orang per orang. Nanti ada hitungannya. Di bagian bawah.

Menurut Hafidz semua orang di satu wilayah yang sudah ditentukan harus diambil mukus mereka. Sekali ambil untuk dua sampel.

Mengambil mukus sekaligus untuk dua sampel hampir tidak menambah kesibukan. Maupun biaya.

Maka ambillah tiap orang dua sampel mukus. Jangan hanya satu sampel.

Coba sejak awal tahu ini maka sebenarnya lockdown tidak penting. PSBB tidak penting. Social distancing tidak penting. Berhenti berbisnis tidak penting.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News