Posisi Tasdik saat Itu Begitu Dekat dengan Pelaku Bom Kampung Melayu

Posisi Tasdik saat Itu Begitu Dekat dengan Pelaku Bom Kampung Melayu
Petugas kepolisian Inafis dan Puslabfor melakukan indentifikasi mayat korban ledakan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5/2017). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

"Saya berlari menghampiri korban yang merupakan anggota polisi itu," ucap dia.

Ketika hendak melakukan evakuasi tiba - tiba suara ledakan kembali terdengar. Ledakan tersebut berasal dari parkir sepeda motor yang berada dekat Halte Transjakarta. Jaraknya sekitar dua meter.

Ledakan tersebut membuat dirinya tak berdaya. Beberapa serpihan bom menusuk ke dalam tubuhnya. Seketika tubuhnya itu terkapar.

Meskipun begitu Tasdik masih sadarkan diri. Dengan jalan terseok - seok dia keluar dari lokasi bom dan meminta pertolongan.

"Saat peristiwa itu kondisi di lokasi sangat kacau. Warga berhamburan dan menyelamatkan diri masing - masing. Saya melihat jelas, beberapa orang anggota kepolisian dan warga lain telah terkapar. Karena waktu itu posisi saya juga dalam kondisi terluka, saya tidak bisa membantu merekam. Saya keluar dan meminta tukang ojek untuk cepat membawa saya ke klinik terdekat," kenangnya.

Tasdik mengaku tidak ingat dengan wajah kedua pelaku. Meskipun dirinya berjarak sangat dekat kepada pelaku.

Namun karena kondisi telah gaduh saat ledakan bom pertama, sehingga membuat dia tidak memperhatikan orang yang berada di sekililingnya. Dirinya hanya fokus terhadap seorang anggota polisi yang terluka.

Di waktu bersamaan Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono mendatangi Rumah Sakit Budhi Asih, kemarin (26/5). Kedatangannya itu bermaksud menjenguk kedua korban ledakan bom di Terminal Bus Kampung Melayu.

Tasdik Saputra masih terlihat lemah, terbaring di ruang 709 Rumah Sakit Budhi Asih, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News