Praktik Dukun Cilik Ponari Tutup
Bupati Tak Jamin Berlaku Permanen
Rabu, 11 Februari 2009 – 11:53 WIB
Sikap ngeyel pengunjung itu membuat geram polisi dan panitia pengobatan. Panitia yang terdiri atas warga sekitar langsung mengusir mereka. Bahkan, sempat terjadi adu mulut antara panitia dan pasien yang tak mau meninggalkan lokasi.
Seperti diberitakan, bocah lugu Ponari menjadi fenomena menghebohkan sejak dikabarkan menemukan batu sekepal pada 17 Januari lalu. Menurut kabar yang tak jelas sumbernya, batu berwarna cokelat itu ditemukan Ponari saat disambar petir sewaktu bermain di bawah hujan lebat.
Batu itu kemudian digunakan untuk mengobati pasien. Caranya, batu dimasukkan ke segelas air putih, kemudian airnya diminumkan ke orang yang sakit. Meski belum ada bukti nyata bahwa pengobatan itu mujarab, ribuan orang yang datang telanjur percaya dan mencari kesembuhan ke tempat praktik Ponari.
Karena tidak kunjung ada tindakan tegas dari aparat keamanan setempat, praktik penyembuhan itu malah memakan korban jiwa. Hingga Senin (9/2), empat warga tewas mengenaskan karena berdesak-desakan dan kelelahan saat antre menunggu pengobatan. Warga yang meninggal adalah Rumiadi, 58, asal Kediri dan Nurul Miftadi asal Jombang. Keduanya meninggal dua minggu lalu, yakni pada Minggu (2/2).
JOMBANG - Berakhir sudah praktik pengobatan oleh dukun cilik Ponari. Jatuhnya empat korban tewas akibat tidak terkendalinya antrean warga membuat
BERITA TERKAIT
- Iduladha, Pemprov Sumsel Gelar Gerakan Berkurban Serentak, 16 Ribu Hewan Kurban Disembelih
- Kasus Bupati Halmahera Utara Kejar Mahasiswa dengan Parang Naik Penyidikan
- Sukarelawan Siaga Flobamora Siap Menangkan SPK- Andre Garu untuk Pimpin NTT 2024-2029
- Pendiri JHL Foundation dan KSAD Jenderal Maruli Meresmikan SMK Pertanian
- Menjelang Iduladha, KAI Divre III Palembang Berangkatkan Lebih dari 11 Ribu Penumpang
- 1.000 Guru Kontrak Diusulkan Mengikuti Seleksi PPPK 2024