Presiden Jawa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bung Karno menjadi presiden pertama dan Mohammad Hatta yang beretnis Minangkabau menjadi wakil presiden.
Ketika itu dua tokoh tersebut memang menjadi pemimpin gerakan perjuangan yang paling menonjol di antara yang lain, sehingga kemudian dipilih secara aklamasi menjadi presiden dan wakil presiden.
Dua tokoh itu disebut sebagai ‘’Dwi Tunggal’’ yang saling melengkapi.
Hatta benar-benar menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinan nasional, dan tidak sekadar menjadi ban serep bagi Soekarno.
Soekarno selalu berkonsultasi kepada Hatta untuk mengambil semua keputusan-keputusan strategis, dan berbagi tugas-tugas kenegaraan dengan Bung Karno.
Herbert Feith menyebut pasangan ini sebagai kombinasi yang saling melengkapi.
Bung Karno yang jago dalam berorasi dan mempunyai karisma besar untuk mendapatkan pendukung yang luas disebut sebagai ‘’solidarity maker’’.
Bung Hatta yang lebih kalem, cermat, teliti, dan tekun, disebut sebagai ‘’administrator’’. Perpaduan dua tipe pemimpin dianggap ideal.
Dalam wawancara dengan Rocky Gerung, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa mencalonkan diri menjadi presiden.
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia