PSSI dan Korporatisme Negara

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

PSSI dan Korporatisme Negara
Ketua Umum PSSI terpilih Erick Thohir (tengah) memberikan keterangan pers dalam Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Foto: ANTARA/Aprillio Akbar/nym

Korporatisme lazim terjadi dalam sistem yang tidak demokratis seperti rezim fasisme Hitler Jerman dan Mussolini di Italia.

Dalam sistem yang demokratis organisasi kemasyarakatan adalah bagian dari civil society yang mandiri dan bebas dari pengaruh kekuasaan.

Masyarakat sipil yang mandiri ini akan membuat posisi masyarakat cukup kuat, atau setidaknya seimbang, vis a vis pemerintah.

Civil society yang sehat akan menjadi basis yang kokoh bagi demokrasi yang sehat.

Negara yang terlalu kuat akan mendominasi civil society dan melahirkan ketergantungan masyarakat sipil terhadap negara.

Dengan kondisi seperti ini pemerintah bisa mendiktekan kehedaknya terhadap masyarakat sipil.

Hal ini memunculkan relasi kuasa yang jomplang sehingga kontrol terhadap pemerintah lemah.

Kontrol masyarakat sipil yang lemah ini membuat pemerintah makin dominan, dan pada akhirnya demokrasi tidak berjalan dengan sehat.

Erick Thohir punya pengalaman mengelola organisasi sepak bola profesional. Kalau sukses dengan PSSI, maka dia punya modal tambahan maju Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News