Pulau Bawean, Ada Jeritan Istri Ditinggal Suami Merantau

Pulau Bawean, Ada Jeritan Istri Ditinggal Suami Merantau
Wakil Bupati Gresik, Moch Qosim saat bergabung memainkan seni Dhungkah. Dok/Radar Gresik/JPNN.com

Biasanya, masyarakat setempat menggelar kesenian Dhungkah saat menjelang pesta pernikahan, dengan memainkannya selama 7 hari berturut turut.

Di samping itu, musi Dhungkah juga dimainkan saat menyambut tamu kehormatan yang berkunjung ke Bawean.

Untuk melestarikannya, seringkali diadakan lomba musik Dhungkah dalam rangka memperingati hari besar Islam ataupun memperingati HUT RI.

Muhammad Yamin, mengatakan Yang paling dikagumi dari musik dhungka adalah kekompakan para penabuhnya. Mereka semuanya adalah ibu-ibu rumah tangga.

Pulau Bawean, Ada Jeritan Istri Ditinggal Suami Merantau

“Disamping harus kompak, juga menabuhnya dilakukan dengan keras hingga bunyinya bisa terdengar hingga radius 1 kilometer meski tanpa alat pengeras suara,” katanya.

Disamping irama suara lesung, keindahan musik Dhungka akan terdengar lebih syahdu saat berpadu dengan lantunan shalawat Nabi dan pantun bahasa Bawean.

Menurutnya, biasanya pantun berisi pesan moral dan kritikan sosial termasuk menceritakan keluh kesah seorang istri yang ditinggal suami bekerja diluar negeri.

Daerah lain menyebutnya dengan musik Lesung, masyarakat Bawean menyebutnya dengan musik Dhungka. Di Bawean, musik Dhungkah masih lestari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News