Punjer

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Punjer
Ilustrasi: Google Maps

Dibandingkan Indonesia, sejarah Amerika masih seumur jagung. Amerika baru ditemukan secara tak sengaja oleh Christopher Columbus pada 1492.

Baca Juga:

Saat itu Amerika masih berwujud tanah gersang yang dihuni penduduk asli Indian dengan peradaban yang masih rendah. Pada masa yang sama, Majapahit sudah mulai mengalami kemunduran setelah sebelumnya menjadi penguasa regional dengan menguasai wilayah Asia Tenggara, termasuk Tumasik atau Singapura sekarang, dan wilayah Thailand modern.

Abad ke-16 dan 17 menandai kemerosotan politik wilayah Nusantara. Sebaliknya, zaman keemasan Eropa mulai muncul melalui Rennaisance yang melahirkan Revolusi Industri.

Dari Revolusi Industri itulah Eropa menjajah dan menguasai dunia. Inggris -yang merajalela menguasai Asia dan Afrika sehingga menjadi imperium raksasa- dengan bangga menggaungkan “the sun never set in in the British Empire”.

Negara Belanda yang besarnya hanya seukuran upil dibanding Indonesia menguasai keterampilan navigasi dan mempunyai teknologi senjata api yang maju sehingga bisa menguasai Indonesia sampai 350 tahun.

Kemajuan Eropa yang fenomenal hanya dalam waktu satu abad itu membuat tercengang para ahli sejarah. Sampai sekarang banyak muncul berbagai teori yang menjelaskannya, tetapi semua bersifat spekulatif dan belum ada satu teori tunggal yang meyakinkan.

Demikian halnya dengan kemerosotan peradaban Islam yang sebelumnya selama tujuh abad menjadi peradaban dominan dunia. Sejak abad ke-7 sampai abad ke-14 peradaban Islam sudah membentang dari Timur Tengah, Asia, sampai ke jantung Eropa di Cordoba, Spanyol.

Pengaruh peradaban Islam yang dibawa oleh Kekhalifahan Turki Usmani terasa sampai ke Asia Tenggara termasuk di wilayah Indonesia.

Seharusnya penemu teori evolusi pertama ialah Alfred Russel Wallace, bukan Charles Darwin. Pusat dunia atau center of the universe ialah Indonesia, bukan Amerika Selatan, apalagi Amerika Serikat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News