Raeni Saat Wisuda Dulu Diantar Ayah Naik Becak, Kini? Wouw
Saat itu, Raeni mengatakan kalau dirinya memberikan hadiah umrah buat ayahnya. “Pas jam 12 malam bapak saya telepon, beliau terharu,” ujarnya.
Setelah itu, Raeni merasa ibunya yang berulang tahun 1 Desember juga harus dihadiahi umrah. Ia putar otak dan teringat dengan sisa tabungan di Inggris. Akhirnya, sang ibu pun didaftarkan untuk umrah bersama ayahnya.
“Saya akhirnya ikut mendampingi, karena kepikiran orang tua yang hanya berdua berangkat umrah, jadi saya buka tabungan dan reiumberse untuk perjalanan di Inggris yang saya cairkan. Alhamdulillah cukup,” kenangnya.
Ya, sosok Raeni saat diwisuda 2014 silam, menjadi pusat perhatian di lokasi wisuda. Bukan karena nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK)-nya yang mencapai 3,96. Tapi karena kedatangannya yang diantar ayahnya dengan becak.
Itu karena ayah Raeni, Mugiyono, memang seorang tukang becak yang sehari-sehari bekerja di Kelurahan Langenharjo, Kendal, Jawa Tengah.
Ayahnya juga tidak kalah hebat. Meski hanya berpenghasilan Rp 10 ribu - Rp 50 ribu per hari, Mugiyono mampu memotivasi anaknya untuk mencapai gelar sarjana.
Memang, Mugiyono tak sepenuhya menanggung biaya kuliah Raeni. Sebab selama mengikuti proses perkuliahan, Raeni mendapat beasiswa Bidikmisi berkat prestasinya yang kerap memperoleh indeks prestasi 4. (*/aro)
Saat diwisuda pada 2014 silam, Raeni diantar naik becak oleh ayahnya menuju Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor