Rishi Sunak, Minoritas Pertama di Pucuk Pemerintahan Inggris

Rishi Sunak, Minoritas Pertama di Pucuk Pemerintahan Inggris
Pemimpin baru Partai Konservatif Inggris Rishi Sunak melambaikan tangan di London, Inggris, Senin (24/10/2022). Sunak akan menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan Elizabeth Truss. ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/rwa.

Dalam sistem politik Inggris, sebagaimana demokrasi parlementer lainnya, partai politik pemenang pemilu yang memperoleh kursi mayoritas dalam parlemen otomatis memerintah Inggris.

Mereka berhak mengajukan perdana menteri. Dan saat ini yang tengah menguasai parlemen Inggris adalah Partai Konservatif.

Partai Konservatif yang cenderung diasosiasikan sebagai sisi kanan dalam spektrum politik Inggris kerap dianggap tidak seinklusif Partai Buruh, yang selain menjadi kelompok oposisi utama di parlemen saat ini, tapi juga saling mengalahkan dengan Partai Konservatif hampir selama era politik modern Inggris.

Kekalahan Sunak dari Liz Truss pada pemilihan pemimpin Partai Konservatif dalam tingkat anggota partai 4 bulan sebelumnya, sedikit banyak dipengaruhi oleh tingkat inklusivitas pada tingkat anggota partai ini.

Sebaliknya Partai Buruh yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi oposisi, dikenal inklusif seperti umumnya partai politik berhaluan kiri di mana pun.

Salah satu bukti keinklusifan Partai Buruh adalah saat memajukan Sadiq Khan yang keturunan Pakistan, menjadi Wali Kota London. Khan kini tengah dalam masa jabatan keduanya sebagai Wali Kota London.

Sejak tahun 2000, Wali Kota London dipilih langsung oleh warga kota ini.

Akan tetapi sewaktu David Cameron memimpin Partai Konservatif mulai 2005, dia mengubah partai ini menjadi lebih inklusif sehingga menarik pelibatan kaum minoritas.

Rishi Sunak adalah antitesis untuk apa yang terjadi di Italia, Swedia, dan sudut-sudut Eropa lainnya yang digoreng oleh politik kebencian karena SARA

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News