Saatnya Drydocks Hapuskan Diskriminasi !

Saatnya Drydocks Hapuskan Diskriminasi !
Saatnya Drydocks Hapuskan Diskriminasi !
Zulkifli menceritakan kejadian Agustus 2009 di kapal 205 yang sedang dalam tahap pengerjaan. Seorang pekerja lokal bagian structur,  dipukul kepalanya oleh supervisor outfitting asal Bangladeh, Paddy. "Selain memukul kepala, dia juga bilang f**k you," ungkapnya.

Pekerja bagian structur itu, lanjut Zulkifli, sempat mencoba melawan. Namun upaya membalas perlakuan buruk sang supervisor tersebut dihalangi rekan sekerjanya. "Mau balas tak jadi. Mau lapor polisi juga tak jadi. Ya akhirnya dibiarkan saja," ujarnya.

Selain konflik dengan pekerja asing, terutama yang berdarah India, pekerja dengan sering berbenturan dengan perusahaan. Menurut Zulkifli, banyak hak pekerja yang diabaikan oleh perusahaan yang memiliki puluhan subkontraktor dan mempekerjakan belasan ribu orang itu. Soal upah misalnya, perusahaan yang bekerjasama dengan Drydocks membayar pekerja di bawah upah minimum sektoral. "Tahun ini, harusnya pekerja dibayar Rp7.400 per jam. Tapi banyak dari mereka yang cuma membayar Rp6.400 saja per jam," ungkap Zulkifli.

Banyaknya subkontraktor yang dilibatkan PT Drydock World Graha juga membuat posisi tawar pekerja lokal lemah. Pihak subkon, lanjut Zulkifli, hanya mengontrak pekerja lokal dengan durasi tiga bulan, perpanjang enam bulan, lalu setahun dengan gaji di bawah UMS. Menurut dia, setelah dikontrak, gaji pekerja harus dipotong untuk membayar wearpack dan membeli sendiri sepatu boat sesuai standar keselamatan kerja.

BATAM  - Atas nama investasi, kadang membuat pemerintah tak berdaya menghadapi perilaku  investor. Sekalipun  itu harus mengorbankan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News