Satgas Disarankan Libatkan Dokter Farmakolog

Satgas Disarankan Libatkan Dokter Farmakolog
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA   Satuan tugas penanggulangan vaksin palsu harus melibatkan dokter farmakolog yang lebih paham mengenai obat-obatan. Saat ini, satgas hanya berisikan unsur kementerian kesehatan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Ikatan Dokter Anak Indonesia serta Bareskrim Polri. 

"Saya minta satgas tambah dokter farmakologi yang lebih mengetahui efek samping obat-obatan,"  kata Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia Marius Widjajarta, Sabtu (16/7) saat diskusi bertajuk Jalur Hitam Vaksin Palsu di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7).

Menurut dia, efek samping vaksin palsu itu harus benar-benar ditanggulangi. Pemerintah harus profesional. Apalagi, saat ini banyak masyarakat yang menanyakan dan resah akan dampak vaksin palsu terhadap anak-anak mereka. "Jangan buat masyarakat tambah bingung. Kemenkes sebaiknya terbuka," katanya.

dia mengatakan, vaksinasi tetap harus dilanjutkan. Ini demi ketahanan bangsa ke depan.

Ketua Forum Keluarga Korban Vaksin Palsu Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Bunda Bekasi Teja Yulianto mengatakan, pemerintah harus melakukan sosialisasi soal vaksin yang resmi kepada masyarakat.

Supaya masyarakat tahu jika ingin memberikan vaksin kepada anak-anak. "Jadi, apabila anak akan divaksin ke rumah sakit, orang tua berhak menanyakan vaksin apa yang akan disuntikan ke anaknya," kata dia di kesempatan itu. (boy/jpnn)


JAKARTA   Satuan tugas penanggulangan vaksin palsu harus melibatkan dokter farmakolog yang lebih paham mengenai obat-obatan. Saat ini,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News