Satu Keluarga Menderita Gizi Buruk

Satu Keluarga Menderita Gizi Buruk
Satu Keluarga Menderita Gizi Buruk
Ary-sapaan Ary Fany Lujiandany, mengaku saat ini pihaknya fokus menangani Raehan dulu karena dia balita. ”Anggota keluarga Raehan sudah mendapatkan Jamkesda,” ungkapnya lagi. Aryjuga mengatakan dari hasil rekam medis yang dilakukan pihaknya menyatakan Raehan mengalami celebral palsy atau gejala kelumpuhan otak serta epilepsi.

Itu terjadi lantaran polah asuh salah yang dilakukan sang ayahnya Tarmid, 40 yang bekerja sebagai pemulung. ”Petugas UPT Puskesmas Sukmajaya melakukan pemeriksaan pada Raehan sebulan sekali. Keduanya juga diberikan vitamin dan suplemen. Tarmid tinggal bersama tujuh pemulung lainnya yang sudah berkeluarga. Mereka tinggal di lapak milik bosnya,” cetusnya lagi.

Dari delapan pemulung itu hanya anak-anak Tarmid yang mengalami gizi buruk. ”Anak-anak pemulang lainnya bisa diasuh karena ibunya ada. Sedangakn Raehan dan kakaknya tidak diasuh ibunya,” jelas alumnus IISIP Jakarta ini. Hal serupa ikut disampaikan pekerja Panti Asuhan Bina Remaja Mandiri bernama Yanti. Dia membenarkan, jika UPT Puskesmas Sukmajaya setiap bulan memberikan bantuan kepada Raehan.

Yakni, berupa 28 bungkus biscuit dan susu untuk kebutuhan satu bulan. Selain makanan itu, pihaknya juga memberikan bubur tim dan nasi kepada balita penginap gizi buruk warga Kota Depok ini. ”Awal masuk ke panti berat Raehan 5,4 kg dan setelah mendapatkan penanganan beratnya naik 9,8 kg,” ungkapnya juga.

DEPOK-Ternyata tidak hanya Muhammad Raehan (berusia 3 tahun 8 bulan) saja yang mengalami gizi buruk. Kedua kakaknya bernama Slamet, 17 dan Sarah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News