Satu Keluarga Positif COVID-19 Menolak Bantuan Pemkot Surabaya, Terungkap Alasannya

Satu Keluarga Positif COVID-19 Menolak Bantuan Pemkot Surabaya, Terungkap Alasannya
Petugas puskesmas mendistribusikan makanan untuk warga berstatus ODP, PDP, dan OTG COVID-19 di Kota Surabaya. FOTO: ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya

Tiga anak yang dinyatakan positif yakni anak kelas 5 (11 tahun), kelas 2 (8 tahun) dan usia 5 tahun.

Sedangkan anak bungsu perempuan berumur 3 tahun dinyatakan negatif.

"Ayahnya kemudian menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit Surabaya, sedangkan ibu dan anak-anaknya isolasi mandiri di rumah," ujarnya.

Selain itu, kata Reni, keluarga tersebut menolak bantuan dari Pemkot Surabaya berupa makanan setiap hari selama isolasi mandiri di rumahnya supaya bantuan itu bisa digunakan untuk keluarga lain yang membutuhkan.

Alasan lain, cara mengantar makanan dilakukan oleh petugas yang memakai pakai baju alat pelindung diri (APD) sehingga menjadi kurang nyaman dan tidak enak jika dilihat tetangganya.

Selama isolasi mandiri di rumah, keluarga tersebut disiplin mematuhi protokol kesehatan sehingga hasil swab yang kedua dari lima anggota keluarga dinyatakan negatif.

"Saya jadi mengikuti masa masih sedih selama Ramadan. Semoga sehat-sehat selalu keluarganya," katanya.

Dia katakana, yang bisa diambil pelajaran dari kisah warga tersebut adalah tenang, disiplin isolasi mandiri dan keyakinan bahwa setiap sakit akan Allah sembuhkan.

Satu keluarga di Surabaya terdiri suami istri dan tiga dari empat anaknya, positif COVID-19 tetapi menolak bantuan Pemkot Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News