Satu Kursi

Oleh: Dahlan Iskan

Satu Kursi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Itulah bendera utama yang akan dikibarkan Biden: menjadi Presiden Pembangun Kembali Infrastruktur AS. Keunggulan Biden yang dikenal sebagai jago lobi di kongres membuat Demokrat optimistis program itu bisa gol di parlemen. Sulit.

Republik tidak pernah memberikan sinyal oke. Sebagian anggota Demokrat sendiri menentang. Anggaran tersebut dinilai terlalu besar. Banyak yang dianggap tidak perlu. Rakyat merasa terbebani terlalu berat –lewat pungutan pajak.

Biden memang akan menaikkan pajak. Secara drastis. Dari 21 persen ke 28 persen. Dulu Trump-lah yang menurunkan pajak itu. Secara drastis.

Dalam lobi-lobi selama ini, Biden sudah mengalah. Angka 3,5 triliun itu sudah diturunkan: menjadi 2,2 triliun.

Maka, sebulan lalu, DPR AS –yang dikuasai Demokrat– menyetujui APBN itu: 220 lawan 213.
Tinggal minta persetujuan senat 3 Januari nanti.

Sejak awal ”yang satu orang itu” sudah memberikan isyarat menolak. Sempat pula sedikit melunak: setuju pajak dinaikkan, tapi maksimal menjadi 26 persen. Jangan 28 persen.

Kian mendekati batas waktu, Joe Manchin belum juga yes. Puncaknya dua hari lalu. Hanya 20 menit sebelum pembicaraan harus berakhir untuk libur. Joe Manchin memberikan kata akhir: no.

Kubu Demokrat lemes di akhir batas waktu itu.

Padahal, untuk bisa bikin lompatan besar itu, Biden tinggal perlu satu suara saja. Satu. Hanya perlu satu kursi lagi. Dan itu ada. Dari partainya sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News