Satu Kursi

Oleh: Dahlan Iskan

Satu Kursi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di AS tidak ada pedagang tempe. Omongan ”pagi tempe sore kedalai” jarang terjadi di sana. Maka, meski masih ada waktu hampir dua minggu sebelum pemungutan suara, tempe itu tidak akan bisa jadi kedelai. Anda pernah tahu: hanya kedelai yang bisa jadi tempe.

Joe Manchin pun segera merayakan Natal di kampungnya, West Virginia. Itulah negara bagian yang paling konservatif di luar pendukung konfederasi. Sampai pun sudah menjadi tokoh Demokrat, Joe Manchin masih konservatif.

Negara bagian tersebut hanya punya dua kursi senat. Masih beruntung Demokrat bisa mendapat satu kursi di situ –meski sikapnya ternyata masih seperti Republikan juga.

Soal batu bara, misalnya, ia pro penggunaan batu bara. Ia memang salah seorang pengusaha terkait batu bara. Dana politiknya pun terbanyak dari sektor itu.

West Virginia dapat jatah tiga kursi DPR. Disapu bersih oleh Republik.

Trump sering sengit mengecam anggota kongres dari Republik yang tidak membela dirinya. Trump punya panggilan khusus untuk mereka: Si RINO –Republican In Name Only.

Biden lebih sabar menghadapi orang seperti Manchin. Tidak sampai ada omongan –misalnya– Joe Manchin itu Celeng Dhegleng.

Tapi, Biden akan kehilangan moto utamanya: BBB –Build Back Better. Itulah program yang sudah melekat erat di dirinya –lewat rencana APBN gajah bengkaknya.

Padahal, untuk bisa bikin lompatan besar itu, Biden tinggal perlu satu suara saja. Satu. Hanya perlu satu kursi lagi. Dan itu ada. Dari partainya sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News