Saya tak Bisa Jamin Nilai Sekolah Jujur

Saya tak Bisa Jamin Nilai Sekolah Jujur
Suasana saat pengumuman kelulusan di sebuah sekolah SMA. Foto: Dok. JPNN
Begini. Nilai siswa bisa sama. Tapi standarnya kan beda. Nilai 8 di satu sekolah belum tentu setara dengan nilai 8 di sekolah yang lain. Bisa saja diberi nilai 9 atau 10 semua, toh sekolah yang memberi. Kami tidak bisa memberikan jaminan. Lebih repot melakukan seleksi lewat rapor. Kalau tingkat kejujuran (di semua sekolah) sama, yang bisa menjamin fairness, baru bisa (jalur tes tertulis SNMPTN dihapus, red).


Tegasnya, Anda menolak?

Saya belum bisa menjamin. Tapi kami hanya mengikuti kebijakan pusat. Kami ikuti tapi semua harus menjaga kredibilitas ujian sekolah semua jujur, tak boleh memainkan angka lewat ujian sekolah dan rapor.


Siapa yang bisa menciptakan kejujuran itu?

Ya guru-guru. Kapan lagi berbuat kebaikan kepada anak-anak, kalau guru-gurunya tak jujur.


Mengenai 10 SMA yang di-black list, kabarnya ada yang sudah diberi pengampunan?

Ah, nggak ada itu. Nggak boleh, itu sudah final. Biar kapok sekolah itu. Biar tak main-main lagi. Kepala Sekolahnya harus bertanggung jawab. Pemberian saksi sudah melalui proses ketat, diverifikasi. Karena benar terbukti, ya diberi sanksi. Kita ndak main-main. Nggak boleh yang benar diberlakukan sama dengan yang salah.


Jika jalur tertulis SNMPTN 2013 dihapus, berarti peluang siswa-siswa di 10 SMA yang diblack list di jalur undangan, makin sulit dong masuk PTN?

RENCANA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang akan menghapus ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News