SBY Butuh Wapres yang Loyal

SBY Butuh Wapres yang Loyal
SBY Butuh Wapres yang Loyal
JAKARTA - Orang dekat SBY, Heru Lelono, mengakui, SBY pada dasarnya dapat berkoalisi dengan cawapres siapa saja. Namun, syaratnya harus bisa menjaga komitmen dan loyalitas selama menjabat. “Persoalannya, dalam kampanye Golkar, JK sudah mencalonkan diri menjadi capres. Jadi, permasalahannya bukan pada SBY, tetapi di JK,” kata Heru di Jakarta.

jpnn.com - Menurut Heru, sejauh ini belum ada lobi untuk menyandingkan SBY dengan JK. “Kalau pembicaraan antarpartai, selalu dibuka,” kata salah satu staf khusus Presiden SBY ini. Sebab, kata Heru, prinsip SBY tidak mungkin mengelola negeri ini sendirian.

Heru menambahkan, Partai Demokrat tidak terburu-buru menentukan pendamping SBY. Sebab, sesuai ketentuan KPU, penentuan capres-cawapres dimulai pada 9 Mei. “Jadi, masih ada waktu bagi SBY untuk menentukan,” jelas Heru.

Soal tudingan pelaksanaan pemilu penuh kecurangan, Heru menganggap penuduhnya gegabah. ”Mereka juga naif menyebut KPU berpihak pada incumbent,” ujar Heru. Sebab, lanjut Heru, yang melakukan fit and proper test anggota KPU adalah DPR yang mayoritas Golkar dan PDIP.

Sementara itu, pakar politik Universitas Indonesia (UI) Prof Iberamsjah meminta JK konsisten dengan pernyataannya untuk menjadi calon presiden. Dia menilai, akan menjadi dilematis bila Partai Golkar hendak menduetkan kembali JK dengan SBY. ”Baik bagi Golkar maupun pribadi JK, ini akan menjadi masalah baru,” tegas Iberamsyah.

Menurut dekan FISIP UI itu, Golkar sudah menyatakan tekadnya untuk mengusung sendiri capres dalam Pemilihan Presiden 2009. Hampir seluruh elite partai dan pengurus partai tersebut di daerah sepakat mengusung JK sebagai kandidat terkuat. ”Jika kemudian Golkar dengan alasan perolehan suara yang turun sehingga tidak jadi mengusung capres, rakyat akan melihat partai ini sebagai partai yang tidak konsisten. Ini sangat berbahaya bagi kelanjutan hidup Golkar,” terangnya.

Lalu, bagaimana JK jika harus menarik ucapannya dan bersanding kembali dengan SBY? Menurut Iberamsjah, langkah itu akan menjadi lebih berat lagi. Sebab, itu akan menyentuh kepribadian sosok JK sebagai tokoh Bugis yang selama ini dikenal sangat tegas dengan sikap sirri, yakni menjaga harga diri. ”Saya yakin, orang dengan ketokohan sekaliber Pak Jusuf Kalla ini lebih membela harga diri karena itu adalah yang menjadikan seseorang dihormati dan disegani,” tegasnya.(noe/tom/pri/gus/jpnn/agm)


Berita Selanjutnya:
IT Pusat Tabulasi Dijebol?

JAKARTA - Orang dekat SBY, Heru Lelono, mengakui, SBY pada dasarnya dapat berkoalisi dengan cawapres siapa saja. Namun, syaratnya harus bisa menjaga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News