SBY Terbelenggu Neolib
Selasa, 07 April 2009 – 20:38 WIB
JAKARTA – Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai oleh berbagai kalangan terbelenggu kekuatan neoliberalisme. Jika tidak segera dihentikan, ketergantungan ini makin menyengsarakan kehidupan rakyat bahkan bangsa ini bisa terjerat terhadap utang luar negeri. Sebelumnya, data yang dibeberkan Iman Sugema, mengungkap indeks kesengsaraan rakyat atau yang bisa dikenal dengan sebutan misery index, saat ini justru meningkat tajam. Jika pada Desember tahun 2004 hanya 16,3 persen, maka pada bulan yang sama tahun lalu sudah melonjak sampai 19,6 persen. Sementara pada kesempatan lain, lanjut ekonom dari Institut Pertanian Bogor itu, pemerintah selalu bangga mendengungkan pertumbuhan ekonomi. Padahal rakyat makin menderita, tandasnya.
Demikian diungkapkan mantan aktifis dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Fazlur Rahman, aktifis lingkungan hidup Muhammad Chalid, serta pengamat ekonomi Iman Sugema dan Yanuar Rizki. Fazlur Rahman misalnya, mengingatkan bahwa sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka negara harus bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak-hak dasar warganya. "Faktanya pemimpin negara kita (SBY) tidak berupaya optimal melakukan itu,” ujarnya, di Jakarta, Selasa (7/4).
Baca Juga:
Sementara Muhammad Chalid menyampaikan dalam kalimat “Indonesia kita telah dirampas.” Maksudnya, pemerintah sudah menyerahkannya kepada para pemilik modal. Keyakinan terhadap neoliberalisme terus dipelihara.
Baca Juga:
JAKARTA – Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai oleh berbagai kalangan terbelenggu kekuatan neoliberalisme. Jika tidak segera
BERITA TERKAIT
- UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Merespons, Singgung Indonesia Emas 2045
- Oknum Rohaniwan Jadi Terdakwa Kasus Beri Keterangan Palsu di Akta
- Pemprov Kaltim Kirim Bantuan 6.400 Paket Sembako ke Mahakam Ulu
- Kupas Tuntas Dinamika Perjalanan JKN, Dirut BPJS Kesehatan Rilis Buku
- BAZNAS Jateng Salurkan Infak Kemanusiaan Palestina Tahap Dua
- Sultan Sebut Hubungan Erat Indonesia-China Karena Kecakapan Diplomasi Presiden Jokowi