Semedi Keriting

Semedi Keriting
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Padahal dalam tesisnya, Karina tegas-tegas mengatakan: di dalam trombosit terkandung lebih 1.000 jenis protein. Yang kalau dikelompokkan terdiri dari tiga golongan besar: antiradang, antivirus, dan faktor penumbuh cell (growth factor).

Berangkat dari pemikiran itulah Karina mencoba protein yang sudah dibuang ''kulitnya" itu untuk terapi Covid-19.

Dengan cara diinfuskan ke pasien –dari darah pasien sendiri.

Begitu bertolak belakang pendapat itu. Dari kesimpulan diskusi yang beredar luas itu, di mata publik, nama Karina langsung jatuh terkulai.

Untung Karina sudah sering dijatuhkan seperti itu. Sejak dia mempraktikkan terapi stem cell. Juga ketika Karina menjalankan terapi PRP. Karina kali ini cukup menghadapi itu dengan cara Jawa-nya: semadi. Tiarap.

Namun, publik tentu perlu tahu mana yang benar. Mungkin tunggu Karina selesai semadi.

Saya juga mendapat kiriman ''kesimpulan diskusi'' tersebut. Bahkan tidak hanya dari satu pengirim. Saya mendapat kiriman dari berbagai jurusan. Saya baca berulang kali kiriman itu. Saya pun membaca ulang tiga tulisan saya soal Karina: siapa tahu ada yang salah.

Dari yang beredar di medsos itu memang kurang jelas: itu notulensi diskusi atau keputusan rapat. Dari judul undangannya jelas: diskusi ahli. Tujuannya juga bagus dan simpatik: untuk penyempurnaan penelitian aaPRP.

Dasco langsung membuat pernyataan mendukung Karina. Karina tersipu-sipu. Dasco langsung menelepon Menkes.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News