Serap Banyak Tenaga Kerja, Industri Sigaret Keretek Tangan Butuh Insentif

jpnn.com, JAKARTA - Pengembangan industri sigaret keretek tangan (SKT) dan sektor pada karya lain merupakan kunci mengatasi pengangguran di Indonesia.
Direktur Persyaratan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Siti Jubaedah mengatakan, angkatan kerja di Indonesia sebanyak 136,18 juta jiwa.
“Angkatan kerja tersebut di dominasi oleh pendidikan SMP,” ucapnya dalam diskusi yang diselengarakan Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Menteng, Jakarta, Kamis (1/8).
BACA JUGA: Industri Logistik Terhambat Regulasi
Karena itu, menjaga iklim usaha di sektor industri padat karya agar tetap sehat dan bertumbuh merupakan hal yang sangat penting.
“Jika iklim investasi ditingkatkan, akan meningkatkan hubungan negara dan industri semakin baik sehingga pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan. Jangan sampai terdapat pengangguran yang bisa mengoyang (kestabilan) masyarakat,” ucap Siti.
Anggota DPR RI Fraksi PKB Faisol Reza menekankan perlunya insentif untuk industri padat karya agar dapat berkembang.
Menurut dia, insentif diperlukan padat karya untuk melindungi ketenagakerjaan. ”Padat karya secara filosofis merupakan jaminan sosial di masyarakat,” ucap Faisol.
Pengembangan industri sigaret keretek tangan (SKT) dan sektor pada karya lain merupakan kunci mengatasi pengangguran di Indonesia.
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Buruh Jogja Gelar Aksi Besar-besar Peringati May Day, Ini Tuntutannya
- Bocoran Tes Lanjutan Buat yang Mengincar Posisi di PalmCo
- Produsen Pigura Kanvas di Demak Ini Resmi Kantongi Izin Kawasan Berikat dari Bea Cukai
- Perusahaan Rokok yang Mempertahankan Racikan Tradisional Ini Resmi Kantongi NPPBKC
- Rumah BUMN SIG di Rembang: 495 UMKM Naik Kelas & Serap 1.869 Tenaga Kerja