Serap Banyak Tenaga Kerja, Industri Sigaret Keretek Tangan Butuh Insentif

Serap Banyak Tenaga Kerja, Industri Sigaret Keretek Tangan Butuh Insentif
Diskusi yang diselengarakan Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Menteng, Jakarta, Kamis (1/8). Foto: FDEP

Pada 2017, pemesannya tersisa 487 saja alias berkurang lebih dari 2.000 pelaku industri.

Hal tersebut berimbas luas bagi para pekerja sektor IHT yang lantas kehilangan pekerjaan.

Penulis buku Gadis Kretek Ratih Kumala mengatakan, pekerja SKT pada umumnya adalah perempuan.

Pekerja perempuan di SKT bekerja sebagai pelinting dan tukang batil. Para pelinting membawa keponakannya untuk bekerja sebagai tukang batil yang merapikan lintingan SKT setelah dilinting oleh pelinting. 

“Para pelinting dalam satu tim dapat menghasilkan 1000 batang SKT dalam 1 jam,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pendapatan para pelinting dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena jumlah produksi SKT terus menurun.

“Pendapatan mereka pun menurun 1,2 persen dari tahun ke tahun,” terang Ratih. (jos/jpnn)


Pengembangan industri sigaret keretek tangan (SKT) dan sektor pada karya lain merupakan kunci mengatasi pengangguran di Indonesia.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News