Setelah Plutonium, Korut Kini Punya Uranium

Setelah Plutonium, Korut Kini Punya Uranium
NUKLIR - Sebuah gambaran dari satelit terhadap lokasi dan fasilitas reaktor nuklir Yongbyon, yang merupakan salah satu pusat pengolahan plutonium dan akhirnya diketahui memang telah dikembangkan oleh Korut menjadi pusat program persenjataan. Foto: Sanfranciscosentinel.com.
SEOUL - Baru-baru ini dilaporkan bahwa Korea Utara (Korut), yang masih berada di bawah ancaman sanksi keras DK PBB dan beberapa negara Barat soal program senjata nuklirnya yang berasal dari bahan plutonium, mengakui "blak-blakan" kalau mereka juga punya program pengayaan uranium. Bahkan, seperti diberitakan AP, Jumat (4/9) pagi, yang mengutip kantor berita Korean Central, kini program itu dilaporkan oleh pihak Korut telah mencapai tahap akhir.

Hal itu jelas mendatangkan kekhawatiran lebih jauh sekaligus potensi kecaman lebih keras dari berbagai pihak, lantaran program ini pun sangat berpeluang untuk dikembangkan menjadi senjata. Sejumlah analis memang sudah cukup lama menduga adanya pengembangan uranium di Korut ini. Sementara sebaliknya, Korut dengan "cuek"-nya beberapa waktu lalu juga telah menyampaikan langsung kepada DK PBB bahwa mereka tak akan menghentikan program-program nuklirnya, tanpa peduli pada desakan dunia internasional.

Program pengayaan uranium sendiri dikenal merupakan sebuah metode yang cukup mudah untuk dikembangkan menjadi senjata, ketimbang melalui program pemrosesan ulang bahan dasar plutonium. Dilaporkan pula bahwa program ini memiliki "keunggulan" lain, yakni bisa dikembangkan di pusat-pusat pengolahan yang tak mudah dicurigai, alias lebih mampu "menghindar" dari intaian satelit mata-mata.

Salah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, saat dikonfirmasi soal kabar terbaru yang diumumkan pihak Korut itu, mengaku kalau ia (maupun departemennya) saat ini belum mempunyai tanggapan terhadap perkembangan tersebut. Demikian juga dengan juru bicara Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) yang sejauh ini belum bisa dimintai komentar oleh AP.

SEOUL - Baru-baru ini dilaporkan bahwa Korea Utara (Korut), yang masih berada di bawah ancaman sanksi keras DK PBB dan beberapa negara Barat soal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News