Sibuk Persiapkan UN Guru Tak Sempat Tingkatkan Kualitas

Sibuk Persiapkan UN Guru Tak Sempat Tingkatkan Kualitas
KRITIS: Praktisi pendidikan Asep Sapa"at mengajak guru memanfaatkan teknologi. Foto: Adri/INDOPOS
Namun, bagi praktisi pendidikan Itje Khadijah saling lempar tanggung jawab antara pusat dan daerah adalah bentuk kegagalan pemerintah yang sudah menahun. Mengapa kegagalan menahun? "Ada kepala sekolah, ada pengawas sekolah. Mengapa pemerintah tidak memanfaatkan mereka untuk mendeteksi para guru,” Itje menegaskan.

Itje menilai, hingga saat ini pemerintah belum siap mencetak guru-guru andal untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang sesuai zamannya. Karena, sampai saat ini pula, pemerintah belum mampu menyediakan pelatih-pelatih guru yang andal. "Yang terjadi selama ini, mahasiswa yang lulus dari sekolah guru hanya tahu teorinya. Tetapi, tentang bagaimana ia mengajar masih sebatas apa yang mereka tahu, bagaimana gurunya waktu itu mengajarinya.”

Bagi Itje, seorang dosen tak bisa disebut sebagai pelatih guru. Karena ia hanya mengajarkan teori tetapi tidak pernah memberitahukan bagaimana cara menjadi pelatih yang baik. Ada satu wadah pembinaan profesionalisme guru seperti Kelompok Kerja Guru ( KKG). "Namun, itupun tidak bisa bekerja efektif dan bahkan mandeg karena para guru sibuk mempersiapkan Ujian Nasional (UN).”

Menurut Itje Khadijah, saat ini hanya 23 persen lembaga pendidikan yang mampu mencetak guru dengan baik. Karenanya, tidak mengherankan jika banyak calon guru tidak dipersiapkan dengan baik untuk menjadi tenaga pendidik yang andal.

Untuk mendapatkan guru handal harus melalui pelatih guru yang andal pula. Namun, dalam diskusi ini terungkap bahwa hingga saat ini tidak banyak lembaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News