Catatan Ketua MPR RI
Sistem Ketatanegaraan Harus Segera Dibuat Adaptif dengan Perubahan Zaman

Suka tak suka, harus diakui bahwa Indonesia telah dan sedang menghadapi ekses itu.
Radikalisme dengan segala perilaku dan targetnya sudah merasuki sejumlah komunitas warga bangsa.
Dari radikalisme itu, muncul benih perlawanan terhadap negara dengan tujuan ingin mengeliminasi Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara-bangsa, serta sebagai landasan dan sumber hukum nasional.
Bahkan, ada upaya berkelanjutan untuk mencekoki banyak komunitas dengan ajaran sesat yang diimpor, dengan tujuan merusak dan mengeliminasi budaya serta tradisi maupun kearifan lokal.
Banyak komunitas diajarkan dan didorong untuk berperilaku intoleran.
Kini, budaya guyub dan rukun yang menjadi karakter warga bangsa sejak dahulu semakin menipis.
Sistem ketatanegaraan yang belum efektif juga terbaca dari keberhasilan para penganut paham radikal menyusup ke dalam tubuh birokrasi negara dan daerah.
Indikasi lain dari kelemahan sistem ketatanegaraan sekarang adalah masuknya pelaku kejahatan kerah putih ke dalam birokrasi pusat dan daerah.
Sistem ketatanegaraan yang belum efektif juga terbaca dari keberhasilan para penganut paham radikal menyusup ke dalam tubuh birokrasi negara dan daerah
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT
- Atasi Darurat Sampah, Waka MPR Lestari Moerdijat Sebut Sejumlah Hal yang Harus Dilakukan
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Siap Fasilitasi Pemda Atasi Masalah Sampah
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif