SMK Tetap Sekolah, Bukan Pabrik

SMK Tetap Sekolah, Bukan Pabrik
Mendikbud Mohammad Nuh. Foto: Arundono/JPNN
Anak tentu bakatnya macam-macam tidak hanya dari sisi aspek ketrampilan teknis yang sifatnya hard, tapi juga ada yang soft. Maka dari itu, ada sekitar 121 konsentrasi atau jurusan di SMK. Mulai dari tata rias, tata boga, otomotif, pertanian, IT, perhotelan, dan lain sebagainya. Itu kenapa? Karena kita ingin menyajikan secara detail ketrampilan itu tadi. Oleh karena itu, tanpa harus melihat yang lain-lain, semuanya harus didorong.

Memang kalau sekarang yang sedang booming adalah otomotif, mulai dari mobil sampai pesawat. Tapi sebenarnya sekarang ini yang sedang kita dorong adalah jurusan Informasi Teknologi (IT). Banyak produk – produk animasi anak-anak yang bisa dipasarkan dan bisa diekspor. Termasuk juga animasi untuk pendidikan, juga komputer untuk jaringan dan laptop. Intinya, yang kita dorong sekarang ini adalah merangkai dan merakit  komputer, animasi dan komunikasi visual. Itu semua harus kita dorong. Karena yang dibutuhkan bukan hanya otomotif.

Selain itu, yang menarik juga perhotelan. Banyak anak-anak SMK kita yang mengisi hotel-hotel yang ada di Indonesia karena pariwisata kan juga meningkat pesat. Intinya, semua sektor akan kita dorong.


Anak-anak SMK juga ada yang merakit pesawat terbang. Tanggapan Anda?

Pesawat itu kan membutuhkan modal yang luar biasa besar. Yang penting anak-anak kita itu mengerti dengan dunia aeromatic. Karena kalau anak-anak SMK mampu membuat pesawat yang kemudian diarahkan ke komersial, saya kira memerlukan effort yang luar biasa. Karena kebutuhan kita untuk pesawat itu tidak sebesar dengan sepeda motor atau mobil. Lebih complicated.

SMK naik daun. Diawali heboh mobil Esemka, pemberitaan mengenai karya-karya fenomenal siswa-siswa SMK terus berlanjut. Tidak hanya merakit mobil,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News