SociopreneurID Gelar Program Anak Hebat Anak Indonesia di Tangerang

SociopreneurID Gelar Program Anak Hebat Anak Indonesia di Tangerang
Program Anak Hebat Anak Indonesia. Foto: souce for JPNN.com

jpnn.com, TANGERANG - Sociopreneur Indonesia (SociopreneurID) menyelenggarakan program Anak Hebat Anak Indonesia (AHAI) di SDN PB Kelapa Dua I, Tangerang, Banten, Sabtu (19/1) lalu.

AHAI kali ini diikuti oleh 148 peserta kelas 4 dan 5 SD, serta diselenggarakan oleh 20 orang volunteer dan panitia dari SociopreneurID. Peserta AHAI kali ini terbilang sangat aktif dan enerjik seperti diantaranya Baim dan Andi yang merupakan siswa kelas 4 SDN PB Kelapa Dua I.

Layaknya anak-anak, mereka merasa sangat senang dapat terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang menggunakan kemampuan motorik dan kemampuan berimajinasi.

Setelah berbincang dengan tim SociopreneurID, Baim dan Andi menyatakan rasa puas mereka selama mengikuti AHAI. Mereka bebas berkreasi, berekspresi, dan aktif bergerak selama kegiatan berlangsung.

Aktivitas AHAI dirancang sedemikian rupa untuk menghilangkan kesan formal dari kata belajar. Pada kenyataannya, penanaman nilai dan unsur-unsur pembelajaran sudah dimasukkan ke dalam rangkaian aktivitas. Tidak hanya menimbulkan semangat positif dari anak-anak, volunteer pun juga merasakan energi yang sama.

“Saya merasa sangat antusias untuk mengikuti acara ini. Pertama kali saya merasakan acara volunteering di tengah kota yang notabene dikenal sudah maju. Saya berharap semoga acara seperti ini sering diadakan di kota besar seperti Jakarta. Karena Jakarta jarang sekali terlirik dikarenakan sudah dikira maju. Padahal menurut saya belum,” ujar salah seorang volunteer.

Kepala sekolah SDN PB Kelapa Dua I, Rahmawati sudah berkecimpung di dunia pendidikan selama 30 tahun terakhir. Dia sangat merasakan kebutuhan untuk mengembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif.

Menurut Rahmawati, pembelajaran yang kreatif akan menarik minat anak untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Dia optimistis dengan aktivitas AHAI karena melihat antusiasme yang tinggi dari anak-anak yang sudah berani untuk mencoba, berani mengutarakan pendapat, dan mengeksplorasi kemampuan mereka dengan lebih baik. “Ke depannya, memang cara belajar anak-anak harus seperti ini”, ujar Ibu Rahmawati.

Aktivitas AHAI dirancang sedemikian rupa untuk menghilangkan kesan formal dari kata belajar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News