Soroti Ketidaknetralan, Pakar Sebut Paslon Ini Khawatir Tidak Menang di Pilpres 2024

Soroti Ketidaknetralan, Pakar Sebut Paslon Ini Khawatir Tidak Menang di Pilpres 2024
Pemilu 2024. Foto ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar ilmu politik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ridho Al Hamdi menilai pelanggaran pemilu khususnya ketidaknetralan ASN dan politisasi bantuan sosial (bansos) bersumber dari keinginan untuk menang sekaligus takut kalah dari pasangan calon nomor urut 2 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Paslon 02 makin takut, khawatir kalau mereka tidak menang,” ujar Ridho di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Ridho melihat hal itu sebagi simbol paslon 2 makin ketakutan, makin khawatir kalau mereka kalah.

Menurut dia, sejak kampanye dimulai, khususnya paslon 02 terkesan menggunakan struktur birokrasi untuk menggerakkan pemenangan mereka.

Hal itu sebenarnya menunjukkan ketidakmampuan paslon nomor 02 dan keterlibatan Jokowi yang sangat mendalam untuk memenangkan putranya, Gibran.

"Inilah yang kemudian mengakibatkan munculnya gerakan pengusulan pemakzulan presiden. Itu yang kemudian wajar adanya pemakzulan. Dan, memang harus mengawal bahwa Luber dan Jurdil harus menjadikan prinsip utama Pemilu 2024," ujarnya.

Ridho juga menyoroti kinerja penyelenggara pemilu yang seolah lumpuh. Para tim sukses paslon pun bersuara keras atas hal tersebut.

“Penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu yang saat ini seakan tidak bisa berbuat apa-apa atau mandul, ya memang harus kami kritisi. Karena kalau enggak, mereka makin tidak becus kerjanya. Nah, jadi wajar ketika TPN Ganjar-Mahfud maupun Timnas Amin berteriak soal kecurangan pemilu di berbagai daerah,” ungkapnya.

Pakar ilmu politik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ridho Al Hamdi menyoroti pelanggaran pemilu, ketidaknetralan ASN dan politisasi bansos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News