Stok Kurang, Maskapai Berburu Pilot Impor
Senin, 27 Juni 2011 – 09:06 WIB
Sedikitnya pilot asing itu seakan menjadi bukti bahwa pihaknya tidak fanatik dengan pilot asing. Bahkan, Edward menyebut kemampuan pilot lokal dan asing tidak ada bedanya. Namun, kuantitas yang memaksa para pilot asing tersebut ada di Indonesia. "Kalau inginnya, pakai pilot lokal semua," tambahnya.
Kenapa? Menurutnya itu adalah langkah yang logis. Kalau kemampuan mereka sama, kenapa harus membayar orang yang lebih mahal untuk mengisi posisi itu. Sebab, saat mempekerjakan pilot asing maskapai harus memberikan servis ekstra pada pilot asing. "Cost jadi lebih tinggi," tuturnya.
Servis ekstra itu antara lain travel cost, social cost hingga tempat tinggal. Logika sederhana manajemen, lanjut Edward, pengusaha tentu lebih suka mempekerjakan pegawai yang tanpa mengeluarkan biaya ekstra tersebut. "Karena itu, jumlahnya tidak banyak dan bersifat sementara," ungkapnya.
Dia sendiri berharap agar sekolah penerbangan bisa lebih banyak mencetak pilot baru. Setidaknya untuk menebus "kekosongan regenerasi" pilot pada awal reformasi. Edward ingat betul saat perekonomian Indonesia runtuh pada 1998, selama lima tahun tidak ada pilot baru yang dihasilkan.
JAKARTA - Persaingan antara pilot lokal dan asing ditengah menggeliatnya bisnis penerbangan makin menjadi. Kecemburuan sosial muncul lantaran pilot
BERITA TERKAIT
- Beri Wawasan Bagi 250 Calon Pekerja Migran Indonesia, Kemnaker Gelar Diseminasi
- Membedah Buku di UIN, BPIP: Nilai Universal Pancasila untuk Generasi Muda
- Gaungkan World Water Forum 2024, Kominfo Gandeng Humas Kementerian
- SASA Kampanyekan #BeYouBeConfident, Percaya Diri tak Perlu Pengakuan Orang Lain
- BNPT: Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme jadi Tantangan Pemerintahan Baru
- Polisi di Kepulauan Anambas Dites Urine Mendadak oleh Propam