Sudah Pinjam Uang Puluhan Juta di Bank, Calon TKI Legal malah Gagal Berangkat

Sudah Pinjam Uang Puluhan Juta di Bank, Calon TKI Legal malah Gagal Berangkat
Dua orang staf BP2MI Propinsi Jawa Timur, dan tiga calon TKI yang gagal berangkat ke Kuwait bersama Nurharsono selaku pendamping dari Migrant Care di Disnakertrans Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Foto: ngopibareng

jpnn.com, BLITAR - Sebanyak 5.360 calon tenaga kerja Indonesia (CTKI) gagal berangkat ke luar negeri akibat pandemi covid-19. Ada tiga calon pekerja migran itu berasal dari Blitar, Jawa Timur.

Mereka sudah telanjur mengeluarkan biaya sebesar Rp20 juta. Siapa yang bertanggungjawab?

Kasus ini mencuat setelah terjadi mediasi antara 3 CTKI dengan PT Cipta Karya Sejati sebagai PJTKI (Pengerah Jasa TKI). Ketiga CTKI itu adalah Binuri Wahono, Kukuh Wibowo, dan Habiburrohman.

Dalam mediasi tersebut mereka didampingi Migran Care Indonesia cabang Blitar Nurharsono. Sedang dari PJTKI diwakili General Manager Theodora Margaretha.

Dari mediasi yang berlangsung di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Blitar terungkap. ketiga CTKI itu ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.

Mereka gagal berangkat ke luar negeri, biaya yang telah dikeluarkannya hanya kembali Rp7,5 juta.

"Padahal, untuk biaya menjadi TKI kami telah menyetor Rp20 juta. Uang kami dapatkan dengan meminjam bank," kata Habiburrahman, salah satu CTKI yang gagal berangkat.

Karena itu, mereka sangat keberatan dengan banyaknya potongan biaya setelah terjadi pembatalan keberangkatan. Sebab, mereka harus menanggung utang bank yang banyak untuk memenuhi biaya ke PJTKI.

Menurut rencana, mereka bertiga akan menjadi TKI di Kuwait. Ketiganya mendaftar di PJTKI pada 2019. Begitu terjadi pandemi di awal 2020, mereka bersama ribuan CTKI dari seluruh Indonesia gagal berangkat.

Calon TKI kelimpungan karena sudah membayar PJTKI untuk berangkat ke kerja di luar negeri tetapi terjadi pandemi covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News