Sultan Ghozali

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sultan Ghozali
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hanya beberapa gelintir saja yang kita kenal sebagai teman personal, tetapi semua kita akui sebagai teman.

Seseorang yang di dunia fana tidak eksis, pemalu, malas bergaul, dan menarik diri, justru sangat eksis dan malah agresif di dunia online.

Manusia riel disebut sebagai keturunan homo sapiens yang bergaul dan berkelompok. Manusia digital sekarang berubah menjadi ‘’homo digitalis’’ yang bergaul dan berkelompok secara online.

Eksistensi manusia bergantung kepada eksistensi alat digital. Homo digitalis tidak bisa lepas dari gadget digital lebih dari satu menit. Setiap menit homo digitalis akan menengok gadgetnya.

Karena itu tidak pernah ada berita homo digitalis kecurian gajet atau ketinggalan gadget di rumah. Yang ada, homo digitalis kehilangan gadget karena dijambret di jalan.

Ketika tidak membuka gadget dalam waktu beberapa menit ia akan merasa sebagai manusia yang kehilangan eksistensi di dunia ini. Keberadaan manusia saat ini dilihat dan diukur dari keaktifannya dalam dunia digital.

Dalam keadaan apa pun, gadget selalu berada di samping manusia homo digitalis.

Dalam gadget ia membawa ratusan bahkan ribuan gambar, video, musik, dan aneka teks. Komunikasi yang dilakukan sesama homo sapiens diambil alih oleh komunikasi digital.

Janda bolong, batu akik, ikan arwana dan foto-foto selfie Sultan Ghozali adalah bagian dari NFT,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News