Suluk Pencuci Hati

Suluk Pencuci Hati
Dahlan Iskan.

Kita tahu kalau baju kita kotor kita cuci dengan diterjen. Kalau badan kita kotor kita cuci dengan sabun.

Tapi bagaimana cara mencuci hati yang kotor? Pasti tidak dengan diterjen atau sabun. Padahal hati kita bisa jadi lebih kotor dari baju kita.

Tapi pertanyaan bertubi-tubi dari peserta suluk yang harus saya jawab hari itu bukan soal tehnik cuci hati. Melainkan bagaimana agar penganut tarekat tetap bisa kaya. Satu sifat yang kelihatannya bertentangan.

Maka forum tarekat Naqsabandiyah Mujaddadiyah Khalidiyah pimpinan KH Mohammad Nizam As-Shofa di pelosok Sidoarjo itu ramai dengan pertentangan antara zuhud dan duit. KH Nizam yang menjadi moderatornya. Beliau adalah alumni Al Azhar Mesir.

Dia inilah yang menciptakan nada sholawat ‘astaghfirullah…’ yang terkenal itu. Yang menjadi lebih terkenal karena banyak orang mengira itu suaranya Gus Dur.

Ah, sudahlah. Sampai di sini saja dulu. Kalau tulisan ini diteruskan bisa jadi orang akan takut mencari uang.(***)


Tarekat artinya jalan. Jalan menuju Tuhan. Bukan jalan yang kelihatannya lurus dan lapang, tapi jalan itu ternyata menuju pabrik kondom.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News