'Sumatran Last Tiger' Berjaya di Festival Film New York 2016

'Sumatran Last Tiger' Berjaya di Festival Film New York 2016
Ilustrasi Harimau Sumatera. Foto: The Guardian

jpnn.com - NEW YORK – Prestasi Wonderful Indonesia di kancah dunia benar-benar tak terbendung. Baru saja, industri film Indonesia mengibarkan prestasi tertinggi di panggung internasional, dengan tema Raja Ampat, Wonderful Indonesia-West Papua, produksi Kementerian Pariwisata menyambar award paling puncak di Bulgaria. 

Persisnya di Kota Veliko Tarnovo, dengan kategori corporate tourism film/spot pada sub kategori advertising di festival pariwisata budaya.

Sekarang giliran Sumatran Last Tiger yang unjuk kebolehan. 

Film dokumenter yang menceritakan upaya konservasi harimau Sumatera di kawasan konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Pesisir Barat, Lampung itu, meraih perak dalam Festival Film New York 2016. Memang bukan emas, tetapi levelnya dunia dan diadakan di New York, pusatnya budaya pop di Amerika.

Prestasi tinggi ini langsung direspon pelaku industri pariwisata di Indonesia. Maklum, film memang punya daya sihir yang luar biasa. Film Laskar Pelangi misalnya, bikin Belitung banyak dikunjungi orang. Dan saat Sumatran Last Tiger menyambar perak di New York, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) optimistis popularitas pariwisata Indonesia akan semakin moncer di level dunia. 

Sama halnya ketika bintang film Julia Robert shooting di Bali untuk film Eat, Pray, Love yang berdampak pada brand pulau dewata itu. Persis dengan Lady Diana dan Mick Jagger di Pulau Moyo, Sumbawa, NTB. Atau David Beckham dan Richard Gere di Borobudur, Jawa Tengah.

"Apalagi film bertema alam dan satwa liar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini mengalahkan ratusan film dokumenter lainnya. Saya yakin setelah ini akan makin banyak wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan," papar Ketua Umum ASITA, Asnawi Bahar, Sabtu (23/4).

Di New York, film Sumatran Last Tiger memang sukses menumbangkan ratusan film lainnya. Prestasinya hanya bisa dipatahkan film "Vanishing King: Lion of Namib" yang menceritakan tentang terancam punahnya satwa liar Singa di Namibia, Afrika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News