Suntik Antikeriput, Aman atau Berbahaya?

Suntik Antikeriput, Aman atau Berbahaya?
Kolagen yang disuntikan pada wajah. Foto: tampilcantik

Namun, apakah suntik antikeriput ini aman? Adakah efek sampingnya? Jawabannya adalah semua prosedur medis pasti memiliki risiko. Namun, para ahli selalu mengusahakan untuk meminimalkan risiko yang didapat oleh pasien.

Botoks

Botoks adalah zat protein yang diproduksi bakteri Clostridium botulinum. Prosedur botoks dapat mengurangi keriput, mengencangkan kulit, mengoreksi bentuk wajah (misalnya rahang), dan mengurangi produksi keringat.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyebutkan bahwa botoks aman selama dikerjakan oleh dokter yang kompeten. Namun, untuk ibu hamil dan menyusui perlu dilakukan konsultasi bersama dengan dokter spesialis kandungan sebelum melakukan suntik botoks.

Botoks disuntikkan ke area yang ingin diperbaiki. Hasil akan segera terlihat dan maksimal dalam bulan pertama. Kekuatan botoks berbeda-beda namun rata-rata dapat bertahan kurang lebih 10-12 bulan.

Sebelum penyuntikan, dokter akan menggambar wajah agar terlihat jelas bagian yang akan disuntik. Setelah itu, dokter akan melakukan anestesi lokal dengan salep anestesi yang didiamkan selama 30-40 menit. Pengerjaan suntik botoks relatif cepat dan hampir tanpa efek samping. Efek samping yang mungkin timbul bersifat ringan, yaitu nyeri dan kemerahan pada daerah tempat masuk jarum suntik.

Filler

Filler merupakan penyuntikan cairan bernama hyaluronic acid (HA) ke lapisan kulit. Cairan HA akan memberikan elastisitas, volume, serta hidrasi kulit. Pengerjaannya hampir mirip dengan botoks.

Rasanya tak seorang pun ingin berurusan dengan keriput, apalagi jika datang sebelum waktunya.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News