Superholding
Oleh Dahlan Iskan
Saya lihat sama sekali tidak ada 'bau politik' pada diri Madam Ho Ching. Saya melihat tidak ada pengawalan saat dia datang untuk makan malam di sebuah restaurant di sebuah hotel.
Tidak juga ada ajudan. Jauh dari kesan istri seorang perdana menteri.
Demikian juga kantornyi di kantor pusat Temasek: begitu simpel. Minimalis. Jauh dari kesan kantor seorang CEO Temasek yang kita bayangkan.
Rasanya Madam Ho Ching itu kebetulan saja menantu Lee Kuan Yew atau istri perdana menteri. Aslinya dia memang orang pinter yang punya kemampuan manajerial dan tahu menghargai prestasi bawahannyi. Dia bukan tipe CEO yang selebriti.
Di tengah jalan, madam Ho Ching punya inisiatif untuk berhenti. Sudah diputuskan pula agar CEO Temasek berikutnya adalah profesional. Yakni pakar manajemen kelas dunia, sesuai dengan level baru Temasek.
Calon CEO baru itu berkebangsaan Amerika.
Namun keputusan ini dibatalkan. Alasannya: Temasek itu juga mengurus cadangan devisa negara. Masak cadangan devisa negara dikelola oleh CEO yang warga negara asing.
Jadilah Madam Ho Chin tetap di jabatannyi.
Kestabilan seperti itu yang tidak ada di BUMN Indonesia. Bahkan ada BUMN besar yang dirutnya berganti tiga kali dalam dua tahun.
- Indonesia Re Gelar Kompetisi Futsal Antar-BUMN, Total Hadiah Puluhan Juta Rupiah
- Untung Siksa
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024
- Perhutani Raih 2 Penghargaan di Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Award 2024
- Lia Ahok