Tak Aman di Rumah, Produser Film Anti-Islam Pilih Sembunyi

Setelah Diperiksa Petugas Federal

Tak Aman di Rumah, Produser Film Anti-Islam Pilih Sembunyi
TUNTUT HUKUM MATI: Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung menggelar demo memprotes film Innocence of Muslims, kemarin (16/9). Dalam demo di bundaran Tugu Adipura itu, massa menuntut pembuat film yang melecehkan Nabi Muhammad tersebut dihukum mati. Foto: Alam Islam/Radar Lampung
Tak hanya Nakoula yang merasa hidupnya tidak aman. Penasihat penulisan skenario film Innocence of Muslims, Steven Klein, juga mengaku sering kali menerima ancaman pembunuhan. Klein telah lama dikenal sejak lama sebagai tokoh anti-Islam.

"Saya benar-benar lelah," ujar Klein kepada koran lokal Press-Enterprise yang datang ke rumah pria asal Riverside  County itu kemarin. Saat menerima tamu, Klein terlihat menggenggam pistol dan hanya mengenakan celana pendek putih dengan bercak-bercak tinta di beberapa bagian.

Saat ini, penyidik federal fokus memeriksa Nakoula atas dugaan apakah dia telah melanggar hukuman percobaan lima tahun yang dijatuhkan pengadilan kepadanya dalam kasus kejahatan keuangan. Hukuman itu membuat dia harus berada di bawah pengawasan petugas setelah dibebaskan pasca-vonis 21 bulan penjara.

Hukuman tersebut dijatuhkan setelah Nakoula terbukti membuka rekening bank dan kartu kredit dengan identitas palsu. Setelah dibebaskan pada Juni 2011, Nakoula saat itu dilarang untuk mengakses internet atau menggunakan nama lain atau alias tanpa persetujuan petugas pengawas. Jika terbukti melanggar, hakim bisa mengirim Nakoula kembali ke balik jeruji besi.

LOS ANGELES - Meluasnya protes dan kerusuhan di berbagai belahan dunia sebagai reaksi atas peredaran film Innocence of Muslims tidak hanya bikin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News