Tak Aman di Rumah, Produser Film Anti-Islam Pilih Sembunyi

Setelah Diperiksa Petugas Federal

Tak Aman di Rumah, Produser Film Anti-Islam Pilih Sembunyi
TUNTUT HUKUM MATI: Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung menggelar demo memprotes film Innocence of Muslims, kemarin (16/9). Dalam demo di bundaran Tugu Adipura itu, massa menuntut pembuat film yang melecehkan Nabi Muhammad tersebut dihukum mati. Foto: Alam Islam/Radar Lampung
Sebagian besar lokasi syuting film berlangsung di dalam kantor Media for Christ, lembaga nirlaba yang bermarkas di Duarte, Los Angeles. Sebagian dananya didapat dari kegiatan amal tahun lalu hingga lebih dari USD 1 juta.

Film tersebut disutradarai Alan Roberts, 65, veteran di industri perfilman. Selama ini karya-karyanya didominasi film-film semiporno dan aksi yang berlebihan. Menurut situs Gawker, sejumlah film karya Roberts adalah Young Lady Chatterley II dan Karate Cop.

Gawker juga mewawancarai sejumlah pemain Innocence of Muslims yang mengaku tertipu karena ditawari film epik fiksi. Roberts memilih pemain untuk beberapa karakter atau tokoh, seperti George, Condalisa, dan Hillary. Namun, saat versi filmnya beredar, tokoh-tokoh tersebut diubah menjadi sosok Muhammad dan sejumlah tokoh dalam Alquran. (AP/Dailymail/cak/dwi)


LOS ANGELES - Meluasnya protes dan kerusuhan di berbagai belahan dunia sebagai reaksi atas peredaran film Innocence of Muslims tidak hanya bikin


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News