Takut Adik Presiden, Warga Syria Lari ke Turki
Jumat, 10 Juni 2011 – 08:18 WIB
"Kami memantau perkembangan di Syria dengan prihatin. Syria harus mengubah cara mereka menghadapi warga sipil hingga ke level yang lebih toleran," kata Erdogan sebagaimana dikutip CNN.
Dari markas PBB di New York, PM Inggris David Cameron, bersama Prancis, Jerman, dan Portugal, mengajukan resolusi mengecam keras tindakan penguasa Syria. Sayangnya, upaya itu terhalang Rusia yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB. Rusia yang memiliki pangkalan angkatan laut di Syria selama ini memang bersekutu dekat dengan pemerintahan Bashar.
Bahkan, sudah mulai muncul ide untuk menjadikan Syria sebagai Libya kedua. Yakni, diawali dengan zona larangan terbang dan kemungkinan serangan udara. Tetapi, rencana itu pun sudah kasak-kusuk akan ditentang Rusia, Tiongkok, dan Brazil.
Sedangkan seorang diplomat senior Eropa kepada Reuters mengatakan, Uni Eropa bermaksud menjatuhkan sanksi lagi kepada Syria. Bulan lalu Uni Eropa sudah menerapkan larangan bepergian ke Syria dan pembekuan aset-aset milik keluarga besar presiden dan para koleganya di partai berkuasa, Partai Baath. Itu belum ditambah sanksi terpisah dari Amerika Serikat. (c4/ttg)
KARBEYAZ - Arus pengungsi Syria dari Kota Jisr Al Shughour menuju perbatasan Turki terus bertambah. Hingga tadi malam WIB, jumlahnya hampir 1.600
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas