Tanpa Kaki Taklukkan Trek Kokoda

Tanpa Kaki Taklukkan Trek Kokoda
Foto : AP
PORT MORESBY - Tidak berlebihan jika media Australia menjuluki Kurt Fearnley manusia super. Pria 27 tahun yang terlahir tanpa kedua kaki itu, Rabu (18/11) pagi, menuntaskan petualangan 10 harinya menyusuri Trek Kokoda di Papua Nugini. Padahal, dia baru menjuarai marathon kursi roda di New York tiga pekan lalu.

   

"Saya terluka. Ini merupakan kegiatan tersulit yang pernah saya lakukan," ujar Fearnley seperti dikutip Agence France-Presse kemarin. Penggemar olahraga yang sudah tiga kali menyabet medali emas Paralympic Games itu mengaku butuh persiapan sekitar satu tahun untuk menyusuri trek tersebut. Pasalnya, dia harus kembali latihan berjalan menggunakan tangan, aktivitas yang ditinggalkannya sejak berkursi roda.

   

Kepada Australian Associated Press (AAP), Fearnley mengaku sudah tidak pernah merangkak lagi sejak berusia 13 atau 14 tahun. Merangkak yang dia maksud adalah berjalan dengan kedua tangan dan tubuh bagian bawah. "Saat kali pertama saya kembali merangkak, tubuh saya seperti remuk karena tidak terbiasa," paparnya. Tapi, setelah berlatih selama 12 bulan, dia menjadi terbiasa kembali.

   

Kendati demikian, dia tetap harus mengenakan pelindung kaki dan sarung tangan khusus selama menyusuri trek. Sebab, medan yang harus dilalui tidak mudah. Di samping jalan setapak, Fearnley yang didampingi pemandu dari Kokoda pun harus melakukan aktivitas memanjat dan juga menyeberangi sungai. Tahun lalu, empat manusia normal dilaporkan tewas saat berusaha menaklukkan trek tersebut.

     

PORT MORESBY - Tidak berlebihan jika media Australia menjuluki Kurt Fearnley manusia super. Pria 27 tahun yang terlahir tanpa kedua kaki itu, Rabu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News