Tarif Penitipan Anak di Australia Bikin Pening, Pendatang Asal Indonesia Pilih Tak Bekerja

Tarif Penitipan Anak di Australia Bikin Pening, Pendatang Asal Indonesia Pilih Tak Bekerja
Warga asal Indonesia di Launceston, Pebrinawaty, mengaku kesulitan mencari kerja yang jadwalnya fleksibel dengan kebutuhan untuk mengasuh anaknya di rumah. (Supplied)

"Karena biaya penitipan anak tinggi dan tingkat penghasilan kami tergolong menengah, CCS yang kami terima sedikit. Jadi kami memutuskan suami harus kerja sehari dari rumah untuk mengurus yang kecil," katanya.

"Saya dan suami negosiasi, dia harus tinggal di rumah sehari, saya enggak kerja sehari. Jadi, anak kami yang paling kecil dititip di child care tiga hari," jelas Helena.

"Dengan dititip tiga hari di child care bagi kami itu cukup terjangkau."

Biaya penitipan untuk anak usia dua tahun di sekitar tempat tinggal keluarga Helena mencapai $180 per hari, termasuk makan, popok, susu dan kebutuhan lainnya.

Tapi, setelah mendapat subsidi dari pemerintah lewat CCS, Hellena mengatakan biaya yang dibayar ke 'child care' sekitar $98

Makanya, menurut Helena, bagi sebagian orang tua yang bekerja, biasanya mereka mempertimbangkan apakah penghasilannya memadai dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk penitipan anak.

Meski Helena dan suaminya sama-sama bekerja dengan penghasilan yang terbilang memadai dan mendapat subsidi, biaya penitipan anak tetap dirasakan mereka cukup berat.

"Kesulitannya di situ. Saya sekarang titip yang kecil tiga hari, terus yang besar itu karena saya berangkat kerja harus pagi-pagi jadi dia dititipkan di before school care yang biayanya $20 per hari dan after school care $37 perhari."

Biaya penitipan anak, atau 'child care' di Australia tetap sangat mahal, meski disubsidi pemerintah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News