Teknologi Connected Building, Gedung Bisa Hemat Energi 35%

Teknologi Connected Building, Gedung Bisa Hemat Energi 35%
Ilustrasi apartemen. Foto: Dite Surendra/Jawa Pos/JPNN

“Kami mau ditantang untuk memberikan nilai tambah (value) bagi bangunan gedung,” ucapnya.

Salah satu solusi, kata dia, Honeywell menerapkan teknologi connected building dengan konsep digital twin (kembaran digital).

Teknologi ini akan memberikan gambaran menyeluruh (holistik) tentang seluruh aktivitas di gedung.

“Kami pasang sensor-sensor di seluruh gedung yang akan memberikan informasi holistik. Misalnya, di lobi ada berapa lampu yang nyala, berapa pemakaian listrik di gedung itu, ada berapa orang berada di lobi itu. Ada berapa orang yang masuk lewat lobi utama. Semua data itu dikumpulkan melalui sensor-sensor yang dimasukkan dalam software dan diintegrasikan dengan teknologi digital twin. Baru setelah itu dilakukan analisa,” paparnya.

Dijelaskan, pada tahap analisa, yang dilakukan pertama kali adalah monitoring sistem, kemudian analisis pola (pattern), analisis sebab akibat, serta yang terakhir rekomendasi.

“Jadi semuanya itu, kita bisa lakukan jika menerapkan industry internet of things, atau teknologi connected buildings,” ucapnya.

Dharma mencontohkan, teknologi terbaru ini sudah diterapkan di menara tertinggi di dunia, yakni Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab. Hasilnya, biaya operasional terutama energi termasuk listrik, air, dan sumber energi lainnya dapat dihemat 35% per tahun.

Teknologi termutakhir yang dikuasai Honeywell itu telah teruji pada lebih dari 10 juta gedung di penjuru dunia, termasuk Burj Khalifah.

Honeywell menerapkan teknologi connected building dengan konsep digital twin (kembaran digital).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News