Temuan Mencengangkan Kasus STIP Jakarta

Temuan Mencengangkan Kasus STIP Jakarta
Foto Amirulloh Adityas, seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas diduga karena penganiayaan yang dilakukan seniornya, sebelum acara pemakaman, Rabu (11/1). Foto: Gugun Gumelar/Jawa Pos

Selain itu, pihaknya akan menghilangkan penyebutan istilah senior dan junior di dalam sekolah. Istilah diganti dengan sebutan kakak kelas dan adik kelas. Hal itu akan menumbuhkan rasa kebersamaan antartaruna untuk saling melindungi.

Sementara itu, buntut dari aksi kekerasan berujung maut di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghentikan dua kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan drumband dan pedang pora dihentikan hingga waktu yang tidak ditentukan.

Penghentian ini dilakukan setelah merujuk pada hasil investigasi tim internal Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Terungkap, bahwa dua kegiatan tersebut menjadi pemicu kekerasan yang terjadi pada enam taruna tingkat satu di STIP yang berada di Marunda itu. Bahkan, hingga menewaskan Amirullah Adityas Putra.

”Kami akan menghentikan seluruh kegiatan pelatuhan drumband di STIP sampai iklimnya kondusif,” tegas Budi Karya.

Dia menjelaskan, dari hasil investigasi diperoleh kesimpulan bahwa kedua kegiatan tersebut berpeluang menimbulkan kekerasan di kampus.

Yakni melalui perpeloncoan dari senior pada junior. Kasus STIP sendiri ternyata bermula dari kegiatan ektrakurikuler drumband.

”Para taruna harus rela kegiatan ini dihilangkan. Ini adalah suatu proses dimana kita mengedukasi. Ke depannya, diharapkan bisa memagari dan membentengi para taruna dari perbuatan-perbuatan tersebut,” ungkap menteri yang akrab disapa BKS ini.

Fakta mencengangkan soal kasus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta ditemukan Tim investigasi internal Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News