Temuan Mencengangkan Kasus STIP Jakarta

Temuan Mencengangkan Kasus STIP Jakarta
Foto Amirulloh Adityas, seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas diduga karena penganiayaan yang dilakukan seniornya, sebelum acara pemakaman, Rabu (11/1). Foto: Gugun Gumelar/Jawa Pos

Ke depan, BKS berencana mengganti kegiatan tersebut dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kasih sayang antar taruna. Seperti yang dilaksanakan di sekolah Perhubungan yang ada Semarang dan Surabaya.

”Di sana sikap seperti itu relatif tidak ada. Apa yang dilakukan di sana adalah melakukan kegiatan kesenian, kegiatan masyarakat, yang bisa memberikan pola pikir yang lain. Seperti naik gunung, atau kemah. Jadi intinya adalah, tidak membuat suatu kegiatan yang membuat mereka berkompetisi tidak sehat,” urainya.

Selain itu, untuk menghilangkan kesempatan pertemuan taruna junior dan senior, diputuskan juga memindahkan kampus pendidikan taruna tingkat I.

Mereka akan dipindah dari STIP Jakarta Utara ke Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) yang ada di Mauk, Tangerang.

”Kami juga minta pengawasan lebih ketat. Tidak hanya yang ada di dalam kampus, tetapi juga di luar kampus,” ujarnya.

Sebagai bentuk peningkatan pengawasan, para kepala sekolah harus bertempat tinggal di area kampus. Kemenhub akan memberikan fasilitas pendukung untuk mereka. (mia)


Fakta mencengangkan soal kasus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta ditemukan Tim investigasi internal Kementerian Perhubungan (Kemenhub).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News