Teror Paris Dinilai Sebagai Cara Menyeret Eropa ke Konflik Timteng

Teror Paris Dinilai Sebagai Cara Menyeret Eropa ke Konflik Timteng
Mahfudz Siddiq. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai kasus pembantaian di Paris adalah tindakan teror yang keji. Memilih sasaran warga sipil di stadion yang dihadiri Presiden Prancis menurut Mahfuz, jelas merupakan teror kepada negara juga.

"Namun yang harus dikritisi bahwa jika pelaku benar dari ISIS maka ini adalah bagian dari skenario untuk menarik negara-negara Eropa untuk masuk terlibat dalam konflik bersenjata di Timur Tengah setelah Rusia sekarang terlibat secara militer," kata Mahfudz, Sabtu (14/11).

Mahfudz mengatakan, ISIS sarat dengan campur tangan dan kepentingan sejumlah negara. Pola konflik kawasan yang sedang terjadi di Timur Tengah memang akan terus diperluas ke berbagai negara lain.

"Semua tahu bahwa proses awal konflik di Timur Tengah telah melibatkan Amerika Serikat dengan intervensinya ke Irak untuk menjatuhkan rezim Saddam Husen. Dan itu berlanjut ke beberapa negara lainnya seperti Libya, Syria dan Yaman," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.

Perubahan rezim politik lanjutnya, tidak segera menghasilkan rezim dan format politik baru. Yang muncul adalah model konflik baru yang multi faktor dan aktor. ISIS menurut dia, hanya adalah satu faktor dan aktor dalam pola konflik sekarang. Timur Tengah sesungguhnya telah dijadikan lapangan konflik untuk target merekonstruksi peta negara dan kekuasaan dengan melibatkan aktor negara dan non-negara.

"Setelah Amerika Serikat, Rusia, Saudi dan Turki terlibat, kasus pembantaian Paris adalah cara menyeret Eropa menjadi faktor dan aktor tambahan," tegasnya.

Karena itu Mahfuz mengingatkan Pemerintah Indonesia harus memahami dan menyikapi situasi dan kondisi ini. "Pola konflik ini akan terus diperluas termasuk ke kawasan Asia Barat, Asia Selatan dan kemudian Asia Tenggara," ungkapnya.

Di kawasan Asia Timur juga sudah menghadapi potensi konflik kawasan yaitu isu Laut Cina Selatan. "Jika kedua pola konflik kawasan ini bertemu maka layak kita memproyeksi terjadinya konflik baru yang sangat besar," pungkasnya.(fas/jpnn)


JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai kasus pembantaian di Paris adalah tindakan teror yang keji. Memilih sasaran warga sipil di stadion


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News